Minggu, 08 Januari 2012

Cinta Yang Teruji

Memang pada akhirnya aku berhasil mendapatkan hatinya. Tapi bukanlah suatu perjalanan yang mulus dan gampang. Karena untuk  mendapatkannya banyak sekali yang harus kuhadapi , salah satunya adalah kenyataan ! Bahwa dia memang masih remaja . Saat itu usianya baru memasuki enambelas tahun dan aku duapuluh tujuh tahun kurang. Usia yang berbeda hampir sebelas tahun memang membuatku sempat ragu. Apakah ini mungkin ? Dan apakah dia hanya cinta monyet saja ? Dan  yang terpenting apakah sekolahnya tidak terganggu ? Walaupun  keluarganya tidak begitu melarang dengan keras hubungannya denganku, tapi aku menyadarinya  bahwa keluarganya mempercayaiku dan aku tak ingin menyalahgunakan kepercayaan itu ! Pergulatan batin bergulat terus menerus hingga pada suatu saat.
“ Lis, apakah saya tidak mengganggu sekolah kamu ?, tanyaku.
“ Tidak, sama sekali tidak. Malahan Lisa merasa ada semangat dan juga Lisa merasa aman bila Kak Ray bersama Lisa,” jawabnya saat itu.
“ Kak Ray tidak ingin memaksa… dan bila Lisa menginginkan untuk sementara waktu, Kak Ray bisa menjaga jarak dengan Lisa, agar Lisa dapat berkonsentrasi belajar  itu tak menjadi masalah. Dan juga saya tidak keberatan untuk menunggu kamu hingga kamu benar-benar merasa pas dan cocok bahwa Kak Ray adalah pilihan kamu,” kataku.
“ Khoq Kak Ray begitu sich ? Nggak percaya ya .. sama Lisa ? “ balas kamu sambil muka menahan kesal dan terlihat matanya merah hampir menangis.
“Apa Kak Ray malu pacaran sama Lisa ? Masih anak kecil ? Masih ingusan ? Atau Kak Ray sudah ada cewek lain ?” katanya lagi. Dan sekarang benar-benar dia ngambek, lalu dia berlari menjauh dariku.
“Yaa.. ampun susahnya …kalu sudah begini,” bisik hatiku.
Aku berlari menghampirinya, kupegang tangannya, kuraih pundaknya dan  kupeluk hangat tubuhnya.
“ Lisa… Kak Ray tidak punya maksud apa-apa, apalagi ada cewek lain…tidak …bukan itu maksud Kak Ray.., semua ini  karena Kak Ray benar-benar sayang sama kamu, Kak Ray tidak ingin kamu terkekang…tidak bebas…Kak Ray ingin kamu bahagia,” sambil kupeluk lebih dalam lagi tubuhnya.
Aku memang sangat menginginkan  dia bisa bebas …lepas di usia remajanya, berbicara serta bergaya seperti yang lainnya tanpa ada tekanan-tekanan yang menghimpitnya. Karena aku begitu sayang kepadanya .  Dia tak bicara lagi, kepalanya disandarkan kedadaku. Dan aku memang tak perlu jawabannya lagi, aku sudah tahu jawabannya.


penggalan Novel Cinta Yang Teruji-leopjos
"Cinta bukanlah suatu yg mengikat kebebasan, tapi Cinta membuat ruang sangat bebas untuk lebih mengerti dan bertanggungjawab akan keterikatan"-leopjos2011

Tidak ada komentar: